Apa Itu Lean Startup dan Tahapan Pengembangannya

Posted by tinc Admin
img-cover

Banyak startup dibuat berdasarkan ide yang cemerlang dan dianggap akan menjadi gebrakan baru. Produk pun mulai dikembangkan sampai siap diluncurkan melalui proses yang panjang. Akan tetapi, terdapat kemungkinan produk tersebut gagal karena ternyata tidak ada orang yang membutuhkan. 


Cerita ini banyak terjadi ketika founder membuat produk hanya  berdasarkan ide yang inovatif tanpa mengetahui apakah produk tersebut benar-benar dibutuhkan. Karena kendala inilah kemudian metodologi lean startup muncul. Apa sih yang dimaksud dengan lean startup?  serta bagaimana cara membangunnya? 

Apa itu Lean Startup? 

Lean startup adalah metodologi yang digunakan untuk mengembangkan startup secara lebih efektif. Tujuan dari lean startup adalah mempersingkat siklus bisnis sekaligus mengetahui apakah produk yang dibuat itu layak dan bisa diterima market (product-market fit). 


Lean startup mengambil pendekatan yang berbeda dengan model bisnis tradisional. Metodologi ini menggunakan pendekatan bottom-up untuk menciptakan produk yang memiliki value baik bagi startup maupun konsumen. 


Founder startup bisa menggunakan framework ini untuk menciptakan minimum viable product (MVP) untuk diujikan kepada market. Dari pengujian tersebut, bisa diketahui apakah solusi yang ditawarkan memang dibutuhkan atau tidak, dan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki. 


Pendekatan lean startup terbukti lebih efektif karena pengujian dilakukan langsung kepada target market. Hal ini memungkinkan founder untuk mendeteksi masalah di awal pengembangan startup dan mengambil keputusan secara cepat termasuk pivot kalau memang perlu. 

Tahapan Mengembangkan Lean Startup

Lalu bagaimana cara mengembangkan lean startup? Pada dasarnya, lean startup terdiri dari tiga tahapan utama sebagai berikut: 

  1. Build

Salah satu tahap yang harus dilewati semua startup founder adalah trial and error. Dalam hal ini, founder perlu membuat MVP yang memenuhi kebutuhan konsumen sesuai tujuan awal dibuatnya startup. Hal ini bisa memvalidasi ide secara cepat dan nyata. Kalau ternyata produk yang dibuat tidak dibutuhkan market, founder dapat mengambil keputusan sesegera mungkin. 

Luncurkan MVP dan dapatkan feedback langsung dari user. Hal ini akan memberimu gambaran akan tanggapan market sebelum meluncurkan final product. Pada tahap ini, pivot juga bisa dilakukan sesegera mungkin kalau hasil validasi membuktikan bahwa produk yang diluncurkan tidak memenuhi kebutuhan. 

  1. Measure

Langkah selanjutnya adalah mengukur dan menganalisis hasil pengujian di tahap satu. Feedback dari konsumen bisa membantu founder menilai kelayakan produk mereka. Kamu bisa melakukan langkah ini dengan cara mengadakan survei langsung kepada konsumen dan memberi mereka kuesioner. 

Dari hasil survei tersebut, kamu bisa menarik kesimpulan apakah produk yang kamu ciptakan sudah product-market fit atau belum. Selanjutnya, kamu bisa mengambil keputusan apakah ide tersebut layak dilanjutkan atau tidak. Kalau lanjut, apa saja yang perlu diperbaiki? 

  1. Learn

Dari data yang telah terkumpul, kamu bisa mempelajari banyak sekali hal. Misalnya, hasil validasi ternyata membuktikan kalau market tidak menerima produk yang kamu tawarkan. Apa alasan market tidak menginginkan produk tersebut? Pembelajaran ini akan berbeda-beda pada tiap startup

Bisa jadi produk tidak diterima market karena memang inovasi tersebut belum dibutuhkan. Bisa juga karena market belum cukup teredukasi akan manfaat layanan yang ditawarkan. Dari sini kamu bisa menentukan langkah selanjutnya, apakah kamu akan melanjutkan ide yang sama dengan pendekatan berbeda, atau memutuskan untuk menghentikan project tersebut dan menawarkan ide lain yang lebih bisa diterima. 


Nah, kalau ketiga tahapan tersebut telah dijalankan, yang perlu kamu lakukan adalah kembali ke langkah pertama yaitu build. Bangun kembali produk baik dari ide yang sepenuhnya baru, maupun menyempurnakan produk yang sudah ada. Setelah itu measure lagi dan learn lagi. 


Lean startup adalah proses membangun, menguji, dan belajar yang dilakukan secara terus menerus. Bahkan startup yang telah berhasil berkembang pun masih terus melakukan hal ini. Tujuannya supaya bisa terus berinovasi dan memberikan layanan terbaik kepada konsumen. Founder startup harus paham bahwa pasar senantiasa berubah dan kebutuhan konsumen juga terus berubah. Metodologi lean startup bisa membantu founder untuk terus memberikan layanan yang relevan.


Ingin tahu lebih banyak dan belajar lean startup dari para ahli? Kamu bisa bergabung dengan startup accelerator seperti tinc. Nanti kamu bisa mendapatkan mentoring langsung dari mentor ahli yang akan membimbingmu untuk membangun lean startup


Daftar di sini atau kontak kami di sini!