Apa Itu Strategi Brand Storytelling dan Manfaatnya bagi Startup - Pernah gak, sih, kamu merasa triggered untuk membeli suatu barang karena strategi marketingnya yang menarik? Misalnya, ada brand yang mengangkat cerita tentang suaka margasatwa yang kondisinya terbengkalai, sehingga berisiko mengancam keberlangsungan hidup satwa yang ada di dalamnya. Lalu, kamu pun jadi merasa ikut bertanggung jawab atas kondisi tersebut, memutuskan untuk mencari informasi mengenai itu lebih lanjut, bahkan memutuskan untuk membeli produk dari brand tersebut agar kamu bisa berkontribusi.
Contoh lainnya, sebutlah ada satu brand aplikasi cari jodoh yang mengangkat cerita tentang bagaimana penggunanya berhasil menemukan pasangannya melalui aplikasi tersebut. Kamu pun merasa tergugah secara emosional dengan cerita tersebut dan memutuskan untuk ikut men-download aplikasinya karena ingin memiliki cerita serupa.
Nah, Tinc-ers sudah tahu belum, nih, kalau contoh-contoh barusan masuk ke dalam contoh pendekatan strategi brand storytelling? Well, kira-kira apa itu strategi brand storytelling, apa manfaatnya bagi startup, dan bagaimana tips menerapkan strategi brand storytelling ini? Yuk, simak terus artikelnya sampai selesai!
Sesuai namanya, strategi brand storytelling adalah salah satu strategi marketing yang menggunakan pendekatan berupa cerita atau narasi untuk berkomunikasi dengan audiensnya. Tujuan strategi brand storytelling adalah untuk menciptakan ikatan emosional dengan audiens dan target customer, membangun identitas brand yang humanis, serta untuk menggugah audiens untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai brand dan produk-produknya. Brand storytelling bukan hanya tentang menjual produk atau layanan, melainkan juga tentang membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen berdasarkan value dan visi brand.
Adapun cerita-cerita yang bisa diangkat dalam menerapkan strategi brand storytelling ini cukup beragam. Misalnya, kamu bisa mengangkat narasi asal-usul brand, perjalanan yang telah para founders lalui untuk mencapai keberhasilan, tantangan-tantangan yang dihadapi, dampak yang dihasilkan, atau cerita-cerita personal dari para pengguna yang telah merasakan manfaat dari produk atau layanan startup-mu. Namun, apa pun cerita yang diangkat, cerita tersebut haruslah mampu menggugah emosional siapa pun yang membaca.
Dengan penerapan yang tepat, strategi brand storytelling ini akan mampu membuat citra brand yang lebih humanis, serta dapat menginspirasi dan mendorong customer untuk lebih loyal.
Walau penerapan brand storytelling ini dapat berdampak pada kenaikan angka penjualan, sebetulnya, bukanlah itu satu-satunya manfaat dari strategi ini. Pasalnya, ada banyak manfaat yang bisa startup kamu dapatkan ketika menerapkan cara ini. Misalnya:
Misalnya, ketika startup kamu mempunyai misi untuk memperbaiki lingkungan, kamu dapat mengangkat cerita tentang bagaimana usaha serta apa masalah dan solusi yang coba startup kamu fokuskan. Audiens cenderung lebih mengingat cerita, ketimbang metode komunikasi lain.
Ketimbang melakukan hard-selling atau terus-menerus menceritakan keunggulan produkmu, melakukan pendekatan dengan cerita dapat memberikan kesan yang lebih dalam untuk produk atau layanan yang kamu miliki. Ini membantu audiens memahami bagaimana produk tersebut dapat memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Bukan hanya sebagai salah satu strategi beriklan, brand storytelling juga dapat kamu terapkan ketika pitching. Seperti yang kita tahu, pitching menjadi salah satu tahap krusial bagi startup yang sedang mencari pendanaan. Nah, storytelling menjadi penting, karena kebanyakan investor cenderung akan lebih tergugah pada cerita daripada sekadar data dan angka.
Misalnya, kamu bisa menceritakan pengalaman pribadi yang kamu alami, betapa pengalaman itu menjadi penting untuk kamu sehingga kamu kemudian terpikir untuk membangun startup-mu. Lalu, ceritakan bagaimana startup kamu yang dibangun dari pengalaman personal ini akan mampu menciptakan dampak bagi orang-orang lain yang memiliki pengalaman seperti kamu. Cara lainnya, kamu juga bisa menyampaikan cerita mengenai betapa banyaknya orang yang sudah terbantu dengan kehadiran produk atau layanan dari startup-mu.
Brand sepatu Nike menjadi salah satu brand yang sukses menerapkan brand storytelling sejak awal. Buat Nike, memikat emosi audiens jauh lebih penting daripada mempromosikan keunggulan produk. Makanya, gak heran kalau iklan-iklan Nike selalu menggunakan pendekatan emosional–misal, menggugah semangat berolahraga–melalui campaign mereka.
Salah satu pendirinya, Phil Knight dalam Harvard Business Review pernah mengibaratkan brand storytelling seperti pernikahan. Layaknya pernikahan yang terjadi karena ada hubungan emosional, keterikatan konsumen dan brand juga harus dibangun secara emosional.
Setelah mengetahui definisi dan manfaatnya, maka sekarang saatnya kamu mulai mempertimbangkan penerapan strategi ini demi perkembangan startup-mu! Berikut caranya:
Percaya atau gak, audiens itu bisa, lho, menilai asli atau palsunya cerita di balik sebuah campaign atau konten. Kalau startup kalian mengandalkan cerita palsu yang mengada-ada, audiens bukannya malah tergugah, yang ada malah mereka akan tidak berempati dengan brand kamu. Alih-alih, angkatlah cerita yang jujur dan realistis, serta sampaikan dengan sederhana.
Kalau startup-mu menyasar pebisnis, tentu gaya storytelling-nya akan berbeda dengan ketika target marketmu adalah eksekutif muda. Maka, sesuaikan gaya bahasa, kalimat, dan cara penyampaian dengan target tersebut.
Pastikan cerita yang kamu angkat lewat campaign-mu adalah sesuatu yang benar-benar relatable dan bisa audiens atau customer-mu rasakan juga. Misalnya, mengangkat masalah orang-orang yang tidak bisa mudik saat Lebaran atau orang-orang yang merasa susah sinyal saat berada di pedesaan, lalu kaitkan dengan produk kamu. Selain itu, kamu bisa pula mengangkat cerita-cerita yang berkaitan dengan human interest, sehingga mampu mengundang empati.
Jangan terlalu memasukkan banyak informasi produk ke dalam storytelling-mu. Fokuslah pada cerita yang ingin kamu bawa dan kemas sesederhana mungkin.
Di tengah persaingan ketat antarbisnis atau antar-startup, tentunya kita membutuhkan strategi jitu untuk menarik perhatian. Nah, “cerita” atau storytelling inilah yang akan membantu meningkatkan daya tarik pelanggan terhadap brand-mu.
Tinc-ers bisa buktikan sendiri, bahwa dengan memanfaatkan kekuatan brand storytelling, kamu tidak hanya akan mendapatkan profit, melainkan juga mampu menjalin hubungan jangka panjang dengan customer, memberikan inspirasi, serta meninggalkan jejak dalam ingatan setiap orang yang menikmati “cerita” dari startup-mu!
Gimana? Sudah siap untuk menerapkan brand storytelling buat startup kamu? Jangan lupa, terapkan tips-tips tadi agar penerapan strategi ini bisa berjalan secara efektif ya!*